Belajar Memeluk Diri Sendiri
‘Manggilnya jangan ‘Cinta’, pleasee.’
‘Terus dipanggil apa? Masa iya dipanggil ‘Cincau’?’
‘Mending dipanggil ‘Cincau’ dari pada ‘Cinta’.’
‘Ok, ‘Cincau’!’
Dan sejak detik itu saya membenamkan diri dalam pelukan manusia lain hingga saya lupa bagaimana cara memeluk diri sendiri.
—
Tepat 6 tahun sejak pertemuan pertama, dia memaksa untuk melepaskan pelukannya dan berganti memeluk manusia lain dengan begitu cepat.
Sialnya, ketika pelukan saya dipaksa lepas, keseimbangan saya hilang. Saya terjatuh begitu keras menghantam benteng pertahanan paling dasar yang saya punya. Hancur, berkeping-keping.
Kemudian segalanya terasa begitu berat. Saat terbangun di pagi hari, hanya beberapa jam setelah akhirnya berhasil tidur, adalah saat tersulit yang harus dihadapi. Saat saya sadar bahwa ini bukan mimpi, ini realita. Seolah ditampar keadaan yang mengharuskan saya melewati hari demi hari ditikam rasa, sendirian. Sungguh, sulit sekali.
—
Yang hancur sulit utuh seperti sedia kala. Mustahil.
Namun, sesuatu yang telah lama tak dilakukan masih mungkin tuk kembali dicoba .
Saat ini, saya sedang mencoba mengingat lagi tentang bagaimana cara memeluk diri saya sendiri. Tentang bagaimana cara meyakinkan diri bahwa saya akan melewati kenyataan ini dengan penerimaan yang sungguh-sungguh. Dengan ikhlas, begitu yang sering saya dengar.
‘Nanti juga akan ketemu orang baru, kok.’
‘Nanti juga akan ada yang meluk lagi!’
Sejak akhir tahun lalu saya sudah kenyang dengan ucapan-ucapan semacam itu.
Namun, saya benar-benar berterima kasih kepada mereka yang masih mau menyempatkan waktu untuk menggenggam tangan saya (kemudian menutup pertemuan dengan kata-kata di atas).
Namun, saya benar-benar berterima kasih kepada mereka yang masih mau menyempatkan waktu untuk menggenggam tangan saya (kemudian menutup pertemuan dengan kata-kata di atas).
—
Saya sadar, sebelum saya siap bertemu dengan orang baru, saya terlebih dahulu harus menerima keadaan saya yang ‘baru’.
Keadaan bahwa ada rencana-rencana yang harus ditata ulang, beberapa jadwal harus ditunda bahkan ada yang dibatalkan, dan beberapa penyesuaian lain.
Terlebih dahulu saya harus kembali belajar ‘memeluk diri sendiri’ sebelum nanti saya akan kembali berbagi pelukan dengan orang baru.
Comments
Post a Comment