Hi, Bi!
Akhirnya aku punya nyali juga untuk menuliskan alinea ini. Aku hanya ingin bercerita, mungkin tidak panjang, hanya beberapa paragraf yang ingin kubagi dengan Abi.
Dua tahun lebih sejak terakhir kita bertemu di Malang. Dua tahun lebih sejak terakhir Abi menelfon untuk memberi tau panasnya cuaca Kalimantan, bercerita kucing-kucing lucu milik Tante Luki di rumah, dan Abi yang yang sebal karena melulu diminta belajar Ms. Excel oleh tempat Abi bekerja.
----
Bi, maaf ya, sudah lama aku tidak berkunjung ke rumah Surabaya. Deadline pekerjaan rasanya tidak adil untuk dijadikan alasan karena, ya, ini hanya tentang apa yang menjadi prioritas. Jujur saja, bi, aku cuma punya sedikit nyali untuk mengunjungi rumah Surabaya, tidak berani menghadapi kamar itu. Kamar yang tatanannya tidak berubah sejak terakhir ditinggal Abi. Tempat tidur yang sama, posisi meja kerja dan asbaknya juga masih sama persis. Entah apa alasan om Inu membiarkannya begitu. Mungkin menata ulang kamar Abi juga terasa melelahkan batin bagi orang rumah.
Oh iya, sebagian baju kerja Abi sudah disumbangkan ke orang tak mampu kenalan om Inu. Ada beberapa baju favorit Abi yang sengaja kubawa. Baju kerja terakhir Abi juga masih ada, sengaja tidak dicuci dibiarkan menggantung di gantungan bajuku. Huft, menyebalkan sekali rasanya saat ingat bahwa Abi tidak akan pernah memakainya lagi. Koleksi buku milik Abi masih tersusun rapi di meja kerja. Kadang aku membaca satu-dua buku yang membentuk cara berpikir Abi. Dari Ilmu Manajemen sampai Teologi, kompleks sekali!
Bi, I am sorry to tell you that Rambo, kucing kesayangan Abi sudah mati, kira-kira sebulanan setelah Abi 'pergi'. Iya, Rambo yang biasanya menunggu Abi pulang kerja atau pulang ngopi hingga larut malam. Kadang aku berpikir, apa Rambo tau ya kalau Abi sudah tiada? Lalu dia putus asa menunggu orang favoritnya di rumah tak kunjung pulang berhari-hari. Walau Rambo selalu mengganggu Abi saat bekerja dan bikin Abi kesal - biasanya Rambo akan bobo cantik di atas keyboard laptop Abi- aku tau Abi tetap sayang dia dibanding Nori (kucing lainnya di rumah Surabaya). Random question, Abi tuh ketemu Rambo gak ya di alam sana?? Just wondering.
Bi, rasanya terlalu banyak yang ingin ditanyakan dan diceritakan. Aku masih ingin tau apakah Abi nyaman dan bahagia di sana? Apa yang Abi rasakan saat aku mengirimkan doa-doa sambil menengadah? Masih penasaran kira-kira kapan ya Abi merasa bangga punya anak seperti aku? Atau sesederhana, kenapa, sih, Abi gak suka makan pisang?
Bi, kata orang waktu akan menyembuhkan duka dan luka, tapi rasanya tidak ada yang berubah sejak hari pertama Abi pergi. Sembilu dan sesaknya masih sama. Terlepas dari segala kisah tentang bagaimana Abi berpulang, sampai detik ini aku masih gagal memahami apa yang aku rasakan. Ini marah atau sedih ya, Bi?
Bagus.. lanjutkan
ReplyDelete