Movie Review: Nonton A Star is Born Berasa Nonton Aashiqui 2?


Dirilis 19 Oktober lalu, film yang dibintangi oleh Lady Gaga dan Bradley Cooper ini sukses menarik perhatian saya. Sebenernya lebih ke penasaran pengen liat gimana akting perdana dan penampilan Gaga yang sering nyanyi dengan kostum yang out of the box cem ini
                                               

Kemudian di trailer jadi begini (dengan bentuk alis yang terlihat seperti pada umumnya)


A Star is Born bercerita tentang bintang rock, Jackson Maine (Bradley Cooper) yang merasa menjalani hidup with no soul setelah kematian ayahnya. Dia melampiaskan kesedihannya melalui alkohol hingga membuatnya menjadi seorang alkoholik. Ngebantu buat bikin happy saat konser sih. Tapi semua itu fana, kawan, karena keesokaan harinya dia akan kembali desperate menjalani hidup. Namun, semua berubah saat dia bertemu Ally (Lady Gaga) penyayi bar dan part time servant di sebuah restoran. Terpesona dengan Ally saat menyanyikan La Vie en rose-nya Ă‰dith Piaf. Sedetik kemudian Jackson merasa dia tidak hanya menemukan bintang masa depan tapi juga seorang bintang yang bisa menerangi hidupnya.



Konflik mulai terasa saat Jackson melihat Ally yang sudah mulai terkenal berubah dan kehilangan jati dirinya, cem star syndrome gitu lah. Kepopuleran Jackson yang mulai redup juga menjadi salah satu konflik yang coba diangkat. Hal-hal diatas membuat Jackson kembali pada alkohol, even worse. Ally tetap setia berada di sisi Jackson sampai akhirnya Jackson sendiri yang merasa he doesn’t deserve to be with Ally.

Saya masih bisa menikmati cerita dan suara merdu Lady Gaga sampai pada saat konflik muncul kemudian saya mulai merasa dejavu!. Cerita yang sama, konflik yang sama, dan…… ending yang sama. Terasa sedang berada di lorong waktu yang membawa saya ke kursi bioskop berbeda saat menonton Aashiqui 2 beberapa tahun lalu. Aashiqui 2 bercerita tentang Rahul Jaykar (Aditya Roy Kapur) seorang penyanyi terkenal dan juga alkoholik, jatuh cinta pada Aarohi Keshav (Shraddha Kapoor) penyayi kafe, kemudian Aarohi menjadi penyanyi terkenal berkat bantuan Rahul dan (pastinya) bakat bernyanyinya. Aarohi semakin terkenal dan karir Rahul semakin meredup. Masih tidak bisa melepaskan kecanduan terhadap alkohol, Rahul merasa dirinya hanya menyusahkan Aarohi dan tidak layak untuk hidup bersama Aarohi. 

Sebuah dejavu yang nyata.

Perbedaannya? Menurut saya, A Star is Born mencoba menawarkan akting perdana Gaga sekaligus suara merdunya yang bisa dinikmati dalam satu paket. Harus banget dengerin I'll Never Love Again yang dinyanyikan dengan suara serak-serak nyeseknya Lady Gaga. Ketampanan dan hal-hal romantis yang dilakukan Bradley Cooper itu nomer dua. Sedangkan Aashiqui 2, mencoba menampilkan cerita drama romantis nyesek berdarah-darah dan salah satunya coba disampaikan melalui lagu Tum Hi Ho yang populer di mana-mana, sampai terakhir saya pernah liat kontestan D’Academy membawakan lagu ini, Iis Dahlia bercucuran air mata kemudian videonya jadi trending topic di YouTube. Mari berprasangka baik bahwa penonton memang menikmati suara merdu si kontestan, bukan karena tersepona melihat mba Iis nangis. 


Setelah saya mencoba mencari tahu kembali mengenai kedua film ini, ternyata dua-duanya merupakan remake dari sebuah film dengan  judul yang sama. A star is born adalah remake dari A star is Born (1937) dan Aashiqui 2 adalah remake dari film musikal berjudul sama pada tahun (1990). Setelah melihat tahun rilis kedua film ini, masihkah kita harus berbaik sangka, sodara-sodara??



 Pada akhirnya, terlepas dari perbedaan yang minim sekali, kedua film ini mampu menguras emosi para pemirsanya. Walaupun punya cerita dan konflik yang sama, harus diakui Lady Gaga berhasil menyampaikan pesan dari film khususnya pada penampilan terakhirnya saat membawakan lagu I'll Never Love Again. Cocok ditonton bagi mereka yang sedang rindu akan genre drama romantis yang mengharubiru

Comments

Popular Posts