Hei Bubba!

Hei Bubba, aku heran, kenapa akhir-akhir ini aku jadi lebih sering membasahi pipimu, ya? Yah, kau tau, beberapa bulan terakhir kau jarang sekali membuatku keluar. Beberapa bulan terakhir kau mampu menahan aku agar tidak sampai keluar lebih tepatnya. Ntah kekuatan apa yang membuatmu mampu melakukan hal itu. Tapi aku rasa akhir-akhir ini kemampuan itu hilang. Kekuatan itu hilang. Aku jadi gampang sekali keluar, lebih deras dan bahkan lebih sering dari yang kau keluarkan sebelumnya.

Apa?!! Sudah beberapa kalimat yang aku tuliskan dan kau masih belum mengenaliku? Masih bertanya siapa aku? Baiklah akan kukatakan. Aku adalah campuran cairan H2O+NaCl yang biasa mengalir dari matamu, atau mereka biasa menyebutku air mata. Aku lebih suka menyebut diriku campuran H2O+NaCl, terdengar lebih ilmiah dibanding air mata yang lebih identik dengan hal-hal yang ‘lemah’.

Dan sekarang kau bertanya kenapa air mata bisa menulis? Biar kuingatkan lagi, aku lebih suka disebut campuran H20+NaCl dari pada air mata, tidak susahkan mengatakan atau menuliskannya? Sudah kubilang air mata terlihat lemah, Bubba. Sudah cukup kebanyakan orang menganggapku simbol kelemahan. Baiklah, kau bertanya kenapa cairan sepertiku bisa menulis. Kau pernah mendengar kisah binatang yang berbicara atau tumbuhan yang bisa bercerita? Jadi bukan tidak mungkin cairan sepertiku juga bisa menulis? Apakah jawabanku bisa menjawab pertanyaanmu?

Lalu apa ini? Bukannya menjawab pertanyaanku, sekarang kau malah mengira bahwa aku membual? Mengarang? Baiklah Bubba, aku rasa dua atau tiga paragraf tidak akan cukup meyakinkan atau membuatmu sekedar percaya bahwa aku memang bisa menulis. Jadi kenapa tidak kau baca dulu apa yang akan kutuliskan? Kau mau percaya bahwa aku memang bisa menulis atau tidak, itu terserah padamu. Yang penting kau mau membaca dan merenungkannya, oke lupakan tentang merenungkan. Kau mau membacanya saja aku sudah bersyukur (yess, Bubba, cariran sepertiku juga bisa bersyukur).  Baiklah, kau baca paragraf selanjutnya, paragraf itu tentang apa yang aku pikirkan selama beberapa hari ini ketika kau terus-terusan membuatku keluar dari mata hitammu itu.

Dear Bubba... Jujur, aku lelah terus-terusan mengalir beberapa hari ini. Membasahi pipi tembammu. Kemudian kau menyekaku sekenanya. Kemudian mengalir lagi. Kemudian menyekaku lagi. Begitu terus selama beberapa saat. Aku memang diciptakan untuk dikeluarkan dari mata. Beberapa orang merasa lebih baik ketika sudah mengeluarkanku dari mata mereka. Aku sadar, aku ada memang untuk dikeluarkan. Dan walaupun keberadaanku hanya bertahan beberapa saat, aku tetap merasa bangga. Aku merasa hadirku beguna terutama bagi mereka yang merasa lega setelah mengeluarkanku. Setidaknya aku berguna bagi kebanyakan orang, bukan? Hadirku yang hanya sebentar ini mampu membuat orang lain merasa lebih baik.
Tapi jujur Bubba, aku tak suka keluar dari matamu hanya karna masalah yang aku rasa tak seharusnya   kau mengeluarkanku. Bukan Bubba, bukan aku yang tak bisa ditahan untuk keluar seperti yang biasa kau katakan. Ya.., aku sering mendengar kau mengatakan ‘Air matanya ga bisa ditahan’. Untuk beberapa masalah tertentu aku yakin kau bisa menahanku. Memang, tak semua air mata lambang kelemahan, tapi kita juga harus melihat masalah apa yang membuat kita mengeluarkannya bukan? Come on Bubba, aku tau kau tak selemah itu. Aku juga tak ingin memanggilmu cengeng seperti yang biasa mereka katakan. Aku tau saat masalah tiba, masalah yang tak menuntutku untuk keluar, kau lebih dari sekedar bisa menahanku. Aku tau.

Karna kau tak selemah itu, Bubba.

Baiklah, aku rasa aku telah menuliskan semua yang ingin kusampaikan. Soal kau percaya atau tidak bahwa aku memang benar-benar bisa menulis, akan kubuktikan nanti. Entah lewat tulisan lainnya, atau cara-cara yang tak pernah kau duga sebelumnya.


Ps: Kau tau, aku bersyukur kau sudah mau membaca tulisanku, tapi aku akan lebih bersyukur jika kau mau merenungkannya. Dan saat kau selesai merenungkannya, aku yakin kau tau apa yang harus kau lakukan selanjutnya ;)

Comments

Post a Comment

Popular Posts